Jumat, 17 Februari 2012

Santa Monica

Haloha..teman teman…..
Apa kabarnya hari ini…Apakah Anda semua baik-baik saja….I hope so..
Nah… kali ini saya mau menceritakan seseorang yang menurut saya teladannya patut di hargai dan di contoh. wahh…kenapa ya??…hehehe….sebenarnya, kita sering memikirkan perbuatan – perbuatan besar yang mungkin bisa kita lakukan di dunia ini. Pikiran kita terlalu melambung jauh…contohnya saja, saat kita mendengar sebutan untuk seorang yang di beri gelar “SANTO atau SANTA”, di pikiran kita..mereka-mereka pasti melakukan hal yang luarbiasa hebat. Yups..benar sekali..tapi itu bukanlah ukuran manusia….karna ukuran manusia terlalu sempit untuk mengkategorikan perbuatan-perbuatan yang luar biasa…
contohnya adalah SANTA Monica, siapa sih dia?…mengapa dia di beri gelar SANTA….hal besar apa yang sudah dilakukannya?…sekarang adalah saatnya berfikir tenang dan simak baik-baik tentang siapakah Santa Monica itu:
Santa Monika, ibu Santo Agustinus dari Hippo, adalah seorang ibu teladan. Iman dan cara hidupnya yang terpuji patut dicontoh oleh ibu-ibu Kristen, terutama mereka yang anaknya tersesat oleh berbagai ajaran dan bujukan dunia yang menyesatkan. Riwayat hidup Monika terkait erat dengan hidup anaknya, Santo Agustinus, yang terkenal bandel sejak mudanya.
Monika lahir di Tagaste, Afrika Utara, dari sebuah keluarga Kristen yang saleh dan beribadat. Ketika berusia 20 tahun, ia menikah dengan Patrisius, seorang pemuda kafir yang cepat panas hatinya.
Dalam hidupnya bersama Patrisius, Monika mengalami tekanan batin yang hebat karena ulah Patrisius dan anaknya Agustinus. Patrisius mencemoohkan usaha keras istrinya mendidik Agustinus agar menjadi seorang pemuda yang luhur budinya. Namun semua itu ditanggungnya dengan sabar sambil tekun berdoa mohon campur tangan Tuhan. Bertahun-tahun lamanya tidak ada tanda apapun bahwa doanya akan dikabulkan Tuhan. Baru pada saat-saat terakhir hidupnya, Patrisius bertobat dan minta dipermandikan. Monika sungguh bahagia dan mengalami rahmat Tuhan pada saat-saat kritis hidup suaminya.
Ketika itu Agustinus berusia 18 tahun dan sedang menempuh pendidikan di kota Kartago, dia meninggalkan imannya dan memeluk ajaran Manikeisme yang sesat serta hidup dengan seorang wanita dan mempunyai anak tanpa perkawinan yang sah. Untuk menghindar dari ibunya, dia pergi ke Italia. Namun ia sama sekali tidak luput dari doa dan air mata ibunya.
Monika tidak tega membiarkan anaknya lari menjauhi dia, sehingga kemudian ia menyusul ke Italia. Disana ia menyertai anaknya di Roma maupun di Milano. Di Milano, ia berkenalan dengan Uskup Santo Ambrosius dan berkat bimbingan serta teladannya, Agustinus bertobat dan bertekad untuk hidup hanya bagi Allah dan sesamanya. Saat itu bagi Monika merupakan puncak dari segala kebahagiaan hidupnya.
“Anakku, bagi ibu sudah tiada
lagi sesuatupun di dunia ini yang memikat. Ibu tidak tahu untuk apa
mesti hidup lebih lama lagi. Sebab, segala HARAPAN ibu di dunia ini
sudah terkabul semuanya….”
Lima hari kemudian Monika jatuh sakit, dan pada hari kesembilan
dengan senyumnya yang indah ia menghadap Bapa.”
[Monika 331-387], ibu Agustinus lahir di Thagaste-Afrika dan
meninggal di Ostia,Italia, Ia dihormati sebagai Pelindung Ibu Rumah
Tangga.
Setelah mengalami masa-masa bahagia bersama anaknya, Monika akhirnya meninggal di Ostia, Roma. Teladan hidup Santa Monika menyatakan kepada kita bahwa doa yang tak kunjung putus, pasti akan didengarkan Tuhan.
Santa Monica adalah pelindung bagi orang tua yang dalam kesulitan, para wanita yang berkeluarga dan para janda. Hari pestanya dirayakan oleh Gereja setiap tahun pada tanggal 27 Agustus.
disadur dari: Mgr. Nicolaas Martinus Schneider, CICM. ” Orang Kudus Sepanjang Tahun”, Penerbit Obor, 1993.
Begitulah ceritanya…Jadi belajar dari Santa Monica…bagaimana kita dapat menjadi pelayan Tuhan yang setia tidak harus menjadi yang terbesar tapi dengan menjadi yang setia yang mengasihi dan yang mengandalkan Tuhan dalam setiap hidup kita. Pertanyaannya..bisakah kita setia??…bahkan untuk setiap kata yang kita ucapkan tidak mengingkari apa yang Tuhan ajarkan….Jangan memikirkan hal-hal yang besar jika hal hal yang kecil saja kita belum mampu menghadapinya … Hal kecil bukan berarti tidak berarti….Hal kecil bahkan bisa menjadi besar dari apa yang kita bayangkan….
Mari jalan bersama Tuhan….Tersenyumlah…..Jadilah diri sendiri…Karna Tuhan besertamu dan tak meninggalkanmu walau kamu terlihat kecil dan rendah di dunia ini dalam bidang apapun…….Jangan rendah diri tapi jangan tinggi hati haahahhaaa…..Santa Monica, hidup juga dalam kesederhanaan dan pelayanannya yang sederhana juga…..Tapi Tuhan memberkatinya seturut kesetiaannya …. Jesus bless us..before, now and forever…..GBU guysss….

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls