Haloha..teman teman…..
Apa kabarnya hari ini…Apakah Anda semua baik-baik saja….I hope so..
Nah… kali ini saya
mau menceritakan seseorang yang menurut saya teladannya patut di hargai
dan di contoh. wahh…kenapa ya??…hehehe….sebenarnya, kita sering
memikirkan perbuatan – perbuatan besar yang mungkin bisa kita lakukan di
dunia ini. Pikiran kita terlalu melambung jauh…contohnya saja, saat
kita mendengar sebutan untuk seorang yang di beri gelar “SANTO atau
SANTA”, di pikiran kita..mereka-mereka pasti melakukan hal yang
luarbiasa hebat. Yups..benar sekali..tapi itu bukanlah ukuran
manusia….karna ukuran manusia terlalu sempit untuk mengkategorikan
perbuatan-perbuatan yang luar biasa…
contohnya adalah
SANTA Monica, siapa sih dia?…mengapa dia di beri gelar SANTA….hal besar
apa yang sudah dilakukannya?…sekarang adalah saatnya berfikir tenang dan
simak baik-baik tentang siapakah Santa Monica itu:
Santa Monika, ibu
Santo Agustinus dari Hippo, adalah seorang ibu teladan. Iman dan cara
hidupnya yang terpuji patut dicontoh oleh ibu-ibu Kristen, terutama
mereka yang anaknya tersesat oleh berbagai ajaran dan bujukan dunia
yang menyesatkan. Riwayat hidup Monika terkait erat dengan hidup
anaknya, Santo Agustinus, yang terkenal bandel sejak mudanya.
Monika lahir di
Tagaste, Afrika Utara, dari sebuah keluarga Kristen yang saleh dan
beribadat. Ketika berusia 20 tahun, ia menikah dengan Patrisius,
seorang pemuda kafir yang cepat panas hatinya.
Dalam hidupnya
bersama Patrisius, Monika mengalami tekanan batin yang hebat karena ulah
Patrisius dan anaknya Agustinus. Patrisius mencemoohkan usaha keras
istrinya mendidik Agustinus agar menjadi seorang pemuda yang luhur
budinya. Namun semua itu ditanggungnya dengan sabar sambil tekun berdoa
mohon campur tangan Tuhan. Bertahun-tahun lamanya tidak ada tanda
apapun bahwa doanya akan dikabulkan Tuhan. Baru pada saat-saat
terakhir hidupnya, Patrisius bertobat dan minta dipermandikan. Monika
sungguh bahagia dan mengalami rahmat Tuhan pada saat-saat kritis hidup
suaminya.
Ketika itu Agustinus
berusia 18 tahun dan sedang menempuh pendidikan di kota Kartago, dia
meninggalkan imannya dan memeluk ajaran Manikeisme yang sesat serta
hidup dengan seorang wanita dan mempunyai anak tanpa perkawinan yang
sah. Untuk menghindar dari ibunya, dia pergi ke Italia. Namun ia sama
sekali tidak luput dari doa dan air mata ibunya.
Monika tidak tega
membiarkan anaknya lari menjauhi dia, sehingga kemudian ia menyusul ke
Italia. Disana ia menyertai anaknya di Roma maupun di Milano. Di
Milano, ia berkenalan dengan Uskup Santo Ambrosius dan berkat bimbingan
serta teladannya, Agustinus bertobat dan bertekad untuk hidup hanya
bagi Allah dan sesamanya. Saat itu bagi Monika merupakan puncak dari
segala kebahagiaan hidupnya.
“Anakku, bagi ibu sudah tiada
lagi sesuatupun di dunia ini yang memikat. Ibu tidak tahu untuk apa
mesti hidup lebih lama lagi. Sebab, segala HARAPAN ibu di dunia ini
sudah terkabul semuanya….”
lagi sesuatupun di dunia ini yang memikat. Ibu tidak tahu untuk apa
mesti hidup lebih lama lagi. Sebab, segala HARAPAN ibu di dunia ini
sudah terkabul semuanya….”
Lima hari kemudian Monika jatuh sakit, dan pada hari kesembilan
dengan senyumnya yang indah ia menghadap Bapa.”
[Monika 331-387], ibu Agustinus lahir di Thagaste-Afrika dan
meninggal di Ostia,Italia, Ia dihormati sebagai Pelindung Ibu Rumah
Tangga.
dengan senyumnya yang indah ia menghadap Bapa.”
[Monika 331-387], ibu Agustinus lahir di Thagaste-Afrika dan
meninggal di Ostia,Italia, Ia dihormati sebagai Pelindung Ibu Rumah
Tangga.
Setelah mengalami
masa-masa bahagia bersama anaknya, Monika akhirnya meninggal di Ostia,
Roma. Teladan hidup Santa Monika menyatakan kepada kita bahwa doa yang
tak kunjung putus, pasti akan didengarkan Tuhan.
Santa Monica adalah
pelindung bagi orang tua yang dalam kesulitan, para wanita yang
berkeluarga dan para janda. Hari pestanya dirayakan oleh Gereja setiap
tahun pada tanggal 27 Agustus.
disadur dari: Mgr. Nicolaas Martinus Schneider, CICM. ” Orang Kudus Sepanjang Tahun”, Penerbit Obor, 1993.
Begitulah
ceritanya…Jadi belajar dari Santa Monica…bagaimana kita dapat menjadi
pelayan Tuhan yang setia tidak harus menjadi yang terbesar tapi dengan
menjadi yang setia yang mengasihi dan yang mengandalkan Tuhan dalam
setiap hidup kita. Pertanyaannya..bisakah kita setia??…bahkan untuk
setiap kata yang kita ucapkan tidak mengingkari apa yang Tuhan
ajarkan….Jangan memikirkan hal-hal yang besar jika hal hal yang kecil
saja kita belum mampu menghadapinya … Hal kecil bukan berarti tidak
berarti….Hal kecil bahkan bisa menjadi besar dari apa yang kita
bayangkan….
Mari jalan bersama
Tuhan….Tersenyumlah…..Jadilah diri sendiri…Karna Tuhan besertamu dan tak
meninggalkanmu walau kamu terlihat kecil dan rendah di dunia ini dalam
bidang apapun…….Jangan rendah diri tapi jangan tinggi hati
haahahhaaa…..Santa Monica, hidup juga dalam kesederhanaan dan
pelayanannya yang sederhana juga…..Tapi Tuhan memberkatinya seturut
kesetiaannya …. Jesus bless us..before, now and forever…..GBU guysss….
0 komentar:
Posting Komentar